Senin, 24 November 2014

Peribahasa Indonesia (3)

1.Dangkal telah berseberangan, dalam telah keajukan. Telah diketahui benar bagaimana isi hatinya (perangainya).
2.Belum diajun ‘lah tertarung. Baru hendak melakukan sesuatu sudah mendapatkan halangan.
3.Belum diajun sudah tertarung. Baru hendak melakukan sesuatu sudah mendapatkan halangan.
4.Muda diajun kikir diperbuat. Orang yang mau bersuka ria, tetapi enggan mengeluarkan biaya.
5.Bak ajung berat sebelah. Pertimbangan atau keputusan yang tidak adil.
6.Dari ajung turun ke sampan. Mengundurkan diri dalam suatu jabatan.
7.Berakal ke lutut, berontak ke empu kaki. Bertindak semuanya sendiri tanpa menghiraukan orang lain.
8.Lubuk akal tepian budi. Orang pintar dan cerdik cendekia adalah tempat bertanya.
9.Akal akar berputar berpulas tak patah. Orang yang pandai tak akan mudah terkalahkan dalam perdebatan.
10.Akal sebenar akal. Cara berpikir dan bertindak yang benar.
11.Akal tidak sekali timbul. Tidak ada sesuatu yang sempurna.
12.Akal tidak sekali datang, pikiran tidak sekali timbul. Tiada sesuatu yang langsung sempurna.
13.Hidup berakal mati beriman. Dalam mengerjakan sesuatu hendaklah memakai pengetahuan dan menggunakan akal serta pikiran.
14.Bagai birah tak berakar. Kiasan terhadap orang yang loyo dan malas pembawaannya.
15.Bagai mencari belalang berakar. Perihal pekerjaan yang teramat sulit.
16.Akal akar berpulas tak patah. Orang yang pandai tak akan mudah terkalahkan dalam perdebatan.
17.Kian lama kian berakar. Makin lama makin berkuasa, makin lama makin kuat posisi atau keberadaannya.
18.Ke atas tak berpucuk, ke bawah tak berakar, ke tengah-tengah digirik kumbang. Periihal kutukan atau sumpah bagi yang tidak menepati janji, yaitu tidak selamat hidupnya bila melanggar janji tersebut.
19.Kalau pandai mencencang akar, mati lalu ke pucuknya. Bila pemimpinnya kalah, pengikutnya pun akan kalah juga.
20.Kalau pandai mencabut akar, layu sampai ke ujungnya. Membasmi kejahatan sampai tuntas hingga ke akar-akarnya.

21.Seperti bergantung pada akar lapuk. Mengharapkan bantuan orang yang tidak memiliki kuasa.
22.Setiap tunas akan tumbuh ke atas dan akar akan tumbuh ke bawah. Sudah menjadi hukum alam, sesuatu yang sudah wajar.
23.Tiada akar, rotan pun jadi. Jika terpaksa, barang yang kurang baik pun dapat dipergunakan.
24.Awal diingat akhir tiada. Pekerjaan yang tidak dipertimbangkan dengan matang.
25.Aku nampak olah, kelibat yang sudah kutahu. Bagi seseorang yang bijaksana, dangkal dalamnya pengetahuan seseorang segara diketahui.
26.Ada aku dipandang hadap, tak ada aku di hadap belakang. Bila bertatap muka, mulutnya manis dan bila di belakang kita, lain pembicaraan.
27.Alah bisa karena biasa. Segala kesukaran tidak terasa lagi bila sudah biasa.
28.Alah membeli menang memakai. Biar mengeluarkan modal besar asalkan mendapatkan hasil yang bagus dan memuaskan.
29.Alah menang tak tahu, bersorak boleh. Tidak mengetahui seluk beluk pertikaian, tetapi mengatakan siapa yang salah.
30.Alah mau bertimbang enggan, cungkil merih akan pembayar. Tidak menepati janji hingga cekcok.
31.Alah sabung menang sorak. Biarpun kalah, tetapi masih tinggi juga.
32.Sesak alam tempat diam, tak berbumi tempat tegak. Sangat pemalu sehingga tidak dapat menyembunyikan diri.
33.Menembak beralamat, berkata bertujuan. Perbuatan atau pekerjaan harus mengandung maksud atau tujuan.
34.Alamat biduk kan karam. Pertanda akar mengalami kesusahan hidup.
35.Alang-alang berminyak biar licin. Janganlah mengerjakan sesuatu dengan setengah-setengah.
36.Alang-alang mandi biar basah. Mengerjakan sesuatu harus dengan tuntas.
37.Tidak alang kepalang tanggung. Tidak tanggung-tanggung.
38.Di alas bagai memengat. Bila berkata hendaklah jangan asal bicara saja.
39.Berbilang dari esa, mengaji dari alif. Bila mengerjakan sesuatu, hendaklah dari permulaan (menurut aturan).
40.Zaman beralih, musim bertukar. Segala sesuatu hendaknya disesuaikan dengan zamannya.
41.Mengalih kain payah juga ke ceruk mengalih cakap di mata-mata saja. Seseorang yang bermaksud membalikan perkataannya.
42.Mengalih kain ke balik rumah, mengalih kata berhadapan. Seseorang yang hendak membalikkan perkataannya.
43.Timur beralih ke sebelah barat. Laki-laki menuruti perintah wanita.
44.Dibuat karena Allah menjadi murka Allah. Dilakukan dengan tujuan baik, tetapi disangka kurang baik atau tidak baik jadinya.
45.Bagai guna-guna, alu sesudah menumbuk dicampakkan. Dirawat dengan baik ketika masih diperlukan dan dicampakkan ketika tidak berguna.
46.Bagai alu pencungkil duri. Melakukan sesuatu yang tak mungkin berhasil.
47.Bagai dientak alu luncung. Dikalahkan oleh orang yang lemah atau bodoh.
48.Orang yang selancaran alu, atap yang berjahit, bendul bertekan. Persaudaraan yang dekat menurut adat.
49.Menurut alur dengan patut. Menurut adat atau menurut yang telah diatur.

50.Alur bertempuh jalan berturut. Dilakukan menurut kebiasaan pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar yang baik ya