Selasa, 04 November 2014

Pembuatan Batik Tradisional

1.      Persiapan untuk kain cotton (mori):

a.       Cutting (memotong)
Kain dipotong sesuai dengan keinginan dan jenis batik apa yang akan dibuat.

b.      Nggirah (mencuci)
Kain mori yang diperdagangkan biasanya mengandung kanji yang berlebihan. Kanji tersebut harus dihilangkan agar tidak menggangu proses pewarnaan batik. Setelah dibersihkan kemudian diganti dengan kanji ringan, dingin, dan tipis (ngloyor).
 Nggirah ada dua:
·         Nggirah (washing)
Nggirah dilakukan untuk menghilangkan kanji tersebut dengan cara direndam semalam, lalu dilakukan tekanan tekanan (dikeprok), kemudian dibilas dengan air sampai bersih.
·         Ngetel (ngeloyor)
Kain mori yang akan dibuat untuk batik dengan kualitas baik ( batik halus) maka tidak hanya dinggirah tetapi diketel/ diloyor,  yaitu perlakuan dengan campuran minyak nabati ( minyak kicang, minyak klenthek, dan sebagainya ) dan alkali ( kustik soda, soda abu, dan sebagainya ). Nganji Dingin
Kain yang akan dibatik terlebih dahulu dikanji dingin. Tahapan ini perlu dilakukan agar lilin tidak meresap kedalam serat dan kelak akan memudahkan dalam pekerjaan penghilangan lilin.  Agar tidak menghilangi maksudnya zat warna kedalam serat,  kanji yang diberikan harus tipis/ringan, 20 gram kanji per 1 liter air. Setelah itu, dikemplong.


c.       Ngemplong
Pekerjaan kemplong bertujuan untuk menghaluskan dan meratakan permukaan kain. Ngemplong yang dilakukan dengan cara memukul kain secara berulang-ulang.  Caranya beberapa lembar kain (10 lembar) digulung lalu diletakkan diatas kayu yang rata permukaannya. Lembar kain itu kemudian dipukul dengan pemukul kayu, setelah rata kain dibuka dan dilipat atau dibatik langsung.

d.      Pemolaan
Jika kain sudah siap untuk proses selanjutnya, maka motif-motif digambar dengan mengikuti pola yang sudah tersedia pada kertas atau langsung menggambar pada kain. Setelah desain dibuat maka satu persatu diberi warna. Namun bisa juga menggambar keliling desain dulu supaya bidang-bidangnya bisa ditutupi. Cara menggambar dilakukan dengan cairan malam yang keluar dari canting dalam bentuk pancuran halus.

       2.      Pelekatan lilin / malam
Setelah pola siap, kemudian bagian-bagin yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna) ditutup dengan malam. Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan ke dalam larutn pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
      Tahapan pemalaman meliputi :
a.       Memilih tempat yang strategis
Agar kerja pemalaman bisa berlangsung dengan baik , pilihlah tempat yang aman dari gangguan anak kecil, hewan dan hembusan angin yang terlalu kencang. Tempat yang aman dan tenang akan membuat si pembatik akan bisa berkonsentrasi dengan baik.
b.      Gawangan
Sebelum melakukan pemalaman, kain dibeber di atas gawangan. Setelah siap bisa dilakukan proses selanjutnya.
c.       Mempersiapkan malam
Malam dipanaskan di atas alat pemanas agar mencair. Sebelum malam dimasukkan ke dalam wajan, api pada kompor atau anglo harus dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah api cukup stabil, wajan kemudian ditaruh di atas pemanasan.Begitu siap, malam dimasukkan ke dalam wajan.
d.      Mempersiapkan canting
Canting dipersiapkan sebaik mungkin. Sebelum dipakai, cucuk dari canting di periksa terlebih dahulu apakah tersumbat atau tidak. Untuk mengeceknya kita bisa melakukan dengan cara meniupnya atau menusuk cucuk.
e.       Mempersiapkan posisi
Setelah siap, si pembatik bisa mempersiapkan posisi duduk di depan gawangan.
Agar memudahkan kerja, di sebelah kanan si pembatik diletakkan kompor dengan wajan dan malam di atasnya. Sedangkan alat – alat lain diletakkan sebelah kiri.
f.       Mempersiapkan alat untuk ngejos
Alat jos dipakai untuk menghilangkan tetesan lilin yang kemungkinan ada pada kain. Alat ini terbuat dari logam yang tahan panas. Guna proses pengejosan perlu dipersiapkan sabun atau deterjen.

Pewarnaan

            Selanjutnya kain bisa dicelupkan dalam pewarna. Proses pewarnaan/pencelupan ini diulangi berkali-kali hingga hasilnya tercapai. Bila ingin memperoleh hasil terbaik, pewaranaan bisa dilakukan hingga 30 kali. Penggarapan warna yang baik memakan waktu 15 hari, dengan 3 macam pewarnaan perhari.
            Bahan kimia yang biasanya dipakai untuk pewarnaan adalah naptol dan indigisol. Naptol yang digunakan untuk pembatikan biasanya naptol dingin. Pewarna naptol terdiri dari dua jenis, yaitu pewarana (naptol) dan pembangkit waran (garam diazo). Kedua bahan ini apabila telah dilarutkan tidak boleh dicampur karena akan merusak.
Tahap-tahap pewarna dengan naptol:
a.  Kain yang telah dimalam kemudian dibahasi dengan larutan TRO (Turkish Redd Oil). TRO adalah salah satu bahan pelengkap pewarna naptol yang berbentuk serbuk putih seperti Deterjen . Setelah kain sudah terbasuh TRO ,kemudian kain tersebut di letakkan di gawangan agar  air menetes ( jangan sampai diperas ). Proses ini bertujuan membuka serat kain  agar mudah ketika diwarnai.
            b. Sambil menunggu kain yang telah dibasahi TRO tuntas, larutan naptol dan garam diazo dipersiapkan. Langkah pertama yang perlu dipersiapkan adalah membuat larutan serbuk naptol dan kaustik soda ( NaoH) dengan air panas sampai keduanya  benar benar tercampur. Kaustik yang masih bagus berwarna putih, keras dan perbentuk serpihan kasar.  Setelah Keduanya tercampur, kemudian dijadikan satu dengan larutan TRO , lalu diaduk sampai merata dan tambah 1 liter air dingin.
            c. Kain  yang sudah kering kering kemudian dicelupkan dalam larutan naptol. Setelah rata kain meresap oleh larutan naptol kemudian diangkat untuk ditiriskan.
            d. Sambil menunggu kain selesai ditiriskan, garam dianzo bisa dilarutkan. Garam yang masih berupa serbuk kita larutkan dengan sedikit air dingin dan aduk sampai semua serbuk garam larut dalam air.  Setelah itu larutan garam ditambahkan 1 Liter air dingin dan diaduk hingga merata.
            e. Kain yang sudah selesai ditiriskan kemudian dicelupkan ke dalam larutan garam dianzo.  Pada pencelupan ini, warna yang diinginkan akan tampak. Apabila warnanya masih terlalu pekat, bisa dilakukan pencelupan ulang ( dengan melakukan pembilasan terlebih dahulu.
Tahap pewarnaan dengan indigasol:
      a.       Kain yang akan digunakan dicelup terlebih dahulu pada air bersih.
     b.      Dilarutkan indigasol sebanyak 250 gram yang akan digunakan dengan sedikit air kurang  lebih 250 ml dan kemudian diaduk hingga rata.
      c.       Buat larutan nitrit 250 gram ditambah menggunakan air panas kurang lebih 10 ml.
      d.      Larutan nitrit yang selesai dibuat kemudian dicampur dengan larutan indigasol. Kemudian diaduk hingga merata.
    e.       Saat akan mencelup, larutan yang telah bercampur kemudian ditambah 800 ml air dingin. Kemudian diaduk.
     f.  Buat larutan HCL. Larutan HCL tersebut krmudian dicampur dengan air (perbandingannya: untuk melarutkan 10 cc HCL, dilarutkan dengan 10 liter air dingin). Ketika menuangkan dan mengaduk HCL harus dilakukan dengan hati-hati (jangan sampai terkena kulit karena akan bisa membuat kulit terbakar)
      g.      Masukkan kain kedalam larutan selama 5 menit.
     h.      Setelah direndam kemudian kain dijemur di bawah terik matahari sambil sesekali dibalik agar warna muncul. Jangan terlalu lama ketika menjemur agar malam tidak meleleh.
    i.        Kain kemudian dicelupkan pada larutan HCL. Pastikan seluruh permukaan kain yang sudah diwarnai tetap tercelup ke dalam larutan HCL.
  
Penghilangan Malam/pelorodan.
Setelah pengulangan pewarnaan dilakukan selesai, selanjutnya seluruh malam dapat dilepaskan.  Cara melepas malam adalah dengan merebus kain batik yang telah di warnai hingga malam mencair.  Malam yang sudah mencair akan mengapung di permukaan.  Usai di rebus kain di cuci lagi.
Pengerjaan batik pada kain sutera di gunakan teknik yang berbeda, karena memerlukan malam dan bahan pewarna yang berbeda agar tidak merusak kain suteranya.

Tahap-tahap pelorodan :
a.       Masak air sampi mendidih, kemudian masukan kanji atau abu soda
b.      Kain yang akan dilorot kemudian di masukkan kedalam air yang sudah mendidih.
c.       Aduk dan balik kain di dalam rebusan.
d.      Kain kemudian di angkat. Setelah itu di masukkan kedalam air dingin.
                                                                                                                                            

5.  Penjemuran
       Setelah malam sudah dihilangkan dan kain batik dicuci kemudian dijemur. Ketika menjemur
       dicari tempat yang tidak terlalu terik.

1 komentar:

Komentar yang baik ya