Selasa, 04 November 2014

Bahan Pembuatan Batik


Bahan yang diperlukan dalam proses pembatikan, baik batik tulis maupun cap, membutuhkan tiga bahan pendukung utama,  yaitu kain mori (cambrics), “malam” (lilin) batik, dan pewarna (zat warna).

   1.      Kain Mori (Cambrics)
Kain mori (cambrics) adalah kain tenun berwarna putih yang terbuat dari kapas.  Ada dua jenis kain mori yang sering dijadikan kain batik, yaitu kain mori yang telah mengalami proses pemutihan (bleaching) dan kain mori yang belum diputihkan. Kain yang belum di putihkan disebut juga kain belacu.
Batik sebagian besar menggunakan bahan mori sebagai bahan utama yang mudah di proses. Kualitas kain mori sangat tampak dari kehalusan tekstur kain, sehingga kain mori tersebut, selain dari cara membatik dalam proses membatik, akan mempengaruhi terhadap kualitas batik yang dihasilkan.
Tekstur kain sangat tergantung dari beberapa hal antara lain:
-Kualitas benang tenun (dipintal single atau double).
-Kekasaran benang tenun(kasar atau halus).
-Kerapatan anyaman(biasanya dinyatakan dengan bilangan per inci).
-Lebar kain (single atau 90 cm;double atau 120 cm).


Ada tiga jenis mori yang bisa digunakan dalam proses pembatikan, yaitu :
    a.      Mori Primisima
Mori primisima adalah mori yang paling halus bias digunakan untuk membatik kain batik tulis dan tidak digunakan dalam batik cap (walaupun juga dapat digunakan). Mori ini diperdagangkan dalam bentuk gulungan (piece) lebar 1,06 m dan panjang 15,5 m. Susunan atau kontruksi mori primisima menggunakan benang Ne 50-56. Kepadatan (tetel) benang untuk lusi antara105-125 per inch (42-50 per centimeter).
    b.      Mori Prima

Mori prima adalah mori yang mempunyai kualitas nomor dua setelah mori primisima. Mori ini biasanya digunakan untuk membatik tulis maupun cap. Mori   ini juga sama seperti mori primisima yaitu diperdagangkan dalam bentuk gulungan (piece) lebar 1,06 m dan panjang 15,5 m. Susunan atau kontruksi mori primisima menggunakan benang Ne 36-46 dan jenis mori ini mengandung kanji.

    c.       Mori Biru

Mori biru adalah golongan mori dengan kualitas ketiga, bias digunakan untuk membatik kasar dan sedang tidak dipergunakan untuk membatik batik kualitas halus. Mori ini juga dipergunakan dalam bentuk gulungan (piece), lebar 1 dan panjang 16 yard, 30 yard dan 40 yard. Susunan atau kontruksi mori biru dengan benang Ne 28-36 untuk benang pakan dan Ne 26-34 untuk benang lusi

    2.      Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan.  Canting untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bamboo sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan lilin.  Sebelum bahan plastik banyak dipakai sebagai perlengkapan rumah tangga, canting yang terbuat dari tempurung kelapa banyak dipakai sebagai salah satu perlengkapan dapur sebagai gayung.  Dewasa ini canting tempurung kelapa sudah jarang terlihat lagi karena digantikan bahan lain seperti plastik.  Canting untuk membatikpun perlahan digantikan dengan teflon.

    3.      Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan dibuat dari bahan kayu, atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dipindah-pindah, tetapi harus kuat dan ringan.
Contoh gambar Gawangan :

    4.      Bandul
Bandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang dikantongi. Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah tergeser, tertiup angin, atau tertarik oleh pembatik secara tidak sengaja.

    5.      Lilin (malam) dicairkan.
Lilin atau malam ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya, malam tidak habis (hilang) karena akhirnya diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain.  Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam atau lilin biasa.  Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain, tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.
  
    6.      Wajan
Wajan ialah perkakas untuk mencairkan “malam”. Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain.
Contoh gambar Wajan :  

   7.     Tapas (ilir)
Tapas (ilir) merupakan alat untuk membesarkan api arang jika menggunakan alat pemanas angglo.

    8.      Taplak (selembar kain penutup)
Taplak ialah kain untuk menutup paha si pembatik supaya tidak kena tetesan “malam” panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik.

    9.      Dingklik
Dingklik merupakan tempat duduk pembatik yang terbuat dari kayu dan berukuran rendah atau pendek. Sehingga pembatik dalam proses membatik akan terasa nyaman dan tidak akan cepat lelah.

10.    Kompor  kecil untuk memanaskan.
       Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa
        digunakan  adalah kompor dengan bahan bakar minyak

11.    Saringan malam.
       Saringan ialah alat untuk menyaring malam panas yang banyak kotorannya. Jika malam disaring, maka kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada cucuk canting sewaktu dipergunakan untuk membatik

12.  Pola.
      Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif batik yang akan dibuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar yang baik ya