1.
Jelatang di hulu air. Perihal orang
yang suka memfitnah atau mencari kerusuhan.
2.
Jatuh ke dalam air mata. Bersedih
hati sendiri, tiada orang yang tahu.
3.
Membasuh muka dengan air liur.
Perihal orang yang berusaha untuk memperbaiki kesalahannya dengan memperbesar
dosanya.
4.
Memancing di air keruh. Menggunakan
kesempatan dalam kesempitan.
5.
Mengairi sawah orang. Mengerjakan
sesuatu yang menguntungkan orang lain.
6.
Mengadu air dengan garam. Perihal
orang beristri dua, lebih mengasihi istri mudanya daripada istri tuanya, tetapi
tidak ada bukti tentang kasih sayang padanya. Jadi, seperti garam itu akan
hilang bila berada di dalam air.
7.
Menepuk air didulang. Membuka aib
sendiri.
8.
Menanjakkan air ke bukit.
Mengerjakan pekerjaan yang mustahil akan berhasil.
9.
Merajukkan air di ruang, hendak
karam ditimba jua. Marah kepada orang yang kita kasihi, tetapi merasa tidak
tega bila dia hendak susah atau celaka.
10.
Air beriak tanda tak dalam. Orang
yang banyak bicara dan sombong biasanya tak berilmu.
11.
Air besar batu bersibak. Bila
mendapatkan bahaya besar, orang akan mencari kaum, golongan, atau bangsanya.
12.
Air jernih ikannya banyak. Semua
serba menyenangkan. Diibaratkan pada sebuah negeri yang rakyatnya makmur dan
negerinya aman dan permai.
13.
Air laut itu ada pasang ada surut.
Dalam kehidupan adakalanya susah adakalanya senang.
14.
Air mudik, semua teluk diranai.
Orang yang boros, tidak pernah memperhitungkan apa yang dibelinya, apa yang
kelihatan berguna atau kurang berguna pun dibelinya.
15.
Air orang disauk, ranting dipatah,
adat orang diturut.
16.
Di manapun berada, hendaklah
menuruti adat-istiadat dan kebiasaan yang berlaku di negeri tersebut.
17.
Air sama air kelak jadi satu, sampai
itu ke tepi jua. Bila terjadi perselisihan antara orang bersaudara yang dicampuri
oleh pihak ketiga, maka kelak orang yang bersaudara itu berbaikan kembali,
sedangkan pihak ketiga hanya akan mendapat malu.
18.
Air susu dibalas air tuba. Kebaikan
dibalas dengan kejahatan.
19.
Air tenang menghanyutkan. Orang yang
pendiam biasanya memiliki banyak pengetahuan.
20.
Air diminum rasa duri, nasi dimakan
rasa sekam. Terlalu bersedih karena sesuatu yang sangat menyakitkan hati.
21.
Air dingin juga dapat memadamkan
api. Kelemahlembutan dan kata-kata halus dapat meredam kemarahan yang sangat
besar.
22.
Ada air ada ikan. Setiap negeri
tempat kita tinggal selalu terdapat rezeki. Setiap negeri atau kampung itu
memiliki adat.
23.
Adakah dari telaga yang jernih
mengalir air yang keruh? Mungkinkah dari turunan baik-baik itu akan menjadi
jahat atau hina?
24.
Kalau air keruh di hulu sampai ke
muara keruh juga. Kalau permulaannya sudah dimulai dengan kekusutan, sampai
akhirnya pun akan kusut juga.
25.
Kami sepatun air didih, nasi masak
badan terbuang. Keluhan dari seseorang yang telah berbuat jasa, yang telah
tidak dipedulikan lagi.
26.
Rasan air ke air, rasan minyak ke
minyak. Mencari kaum atau bangsanya sendiri-sendiri.
27.
Orang haus diberi air, orang lapar
diberi makan. Memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkannya.
28.
Seperti air pembasuh kaki. Perihal
sesuatu yang dianggap murah.
29.
Seperti air di dalam kolam. Tenang
pembawaannya, tetapi berilmu.
30.
Selama air hilir, selama gagak
hitam. Kiasan untuk suatu hal yang berlaku selama-lamanya. Misalnya atas sumpah
orang terhadap sesuatu.
31.
Sekali air pasang, sekali tepian
beranjak; sekali air dalam, sekali pasir berubah. Tiap kali berubah
pimpinannya, berubah pula aturannya.
32.
Sambil menyelam minum air. Sambil
mengerjakan pekerjaan yang satu, terselesaikan pula pekerjaan yang lain.
33.
Tiada air sungai mengalir ke hulu.
Seorang anak tidak akan dapat membalas pengorbanan yang telah dilakukan oleh
orangtua.
34.
Tidak membesarkan air. Tidak bisa
berbuat apa-apa; tidak ada yang bisa melakukannya.
35.
Terbit air karena dipecik, terbit
minyak karena dikempa. Menerima atau mengerjakan suatu pekerjaan karena
dipaksa.
36.
Terseberang di air pasang.
Terpelihara atau selamat dari bahaya besar.
37.
Tambah air tambah sagu. Tambah
banyak permintaannya, bertambah pula biayanya.
38.
Tak air peluh diurut, tak air talang
dipancung. Melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan.
39.
Cencang air tak putus. Orang
bersaudara tidak mungkin diputuskan hubungannya. Meskipun berselisih, pasti
akan berakhir dengan damai.
40.
Umpama air digenggam yang tidak
tiris. Sindiran untuk orang yang kikir/pelit.
41.
Hendak air pancuran terbit.
Mendapatkan sesuatu melebihi apa yang diinginkan.
42.
Harap hujan di langit, air di
tempayan ditumpahkan. Mengharapkan sesuatu yang belum pasti, yang sudah
dimiliki malah lepas.
43.
Sebelum ajal berpantang mati. Bila
ajal sudah tiba, tidak ada seorang pun dapat menolaknya dan bila ajal belum tiba
waktunya, bagaimanapun seseorang itu takkan mati.
44.
Belajar ke yang pintar, berguru ke
yang pandai. Menuntut ilmu lebih baik kepada orang berilmu pengetahuan dan kaya
pengalaman.
45.
Berguru kepalang ajar, bagai bunga
kembang tak jadi. Pekerjaan yang dilakukan dengan tanggung-tanggung atau
setengah-setenga tidak akan mencapai hasil yang baik.
46.
Itik diajar berenang. Mengajar orang
yang memiliki lebih banyak pengalaman.
47.
Kurang tunjuk kurang pengajar.
Kurang mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
48.
Bila kail panjang sejengkal, jangan
lautan hendak diajuk. Bila ilmu dan pengalaman kita belum seberapa, janganlah
mencoba melawan orang yang berilmu dan berpengalaman.
49.
Baru diajuk, ‘lah bertarung. Baru
memulai sudah mendapatkan kesulitan.
50.Dalam laut boleh diajuk, dalam
hati siapa tahu. Segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati seseorang tidak
dapat diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang baik ya