Ada banyak
cara yang harus diketahui untuk mengurangi emisi karbon dioksida, yaitu
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil; menggunakan energi terbarukan seperti
energi surya atau angin; mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang
barang-barang keperluan sehari-hari; mengendarai mobil berbahan bakar efisien
atau yang menggunakan energi alternatif; menggunakan alat-alat elektronik yang
hemat energi, dan lain-lain. Namun cara yang paling cepat untuk menghentikan pemanasan
global adalah menjalani diet vegetarian!
Laporan
Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan
pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, "Sektor peternakan adalah satu dari
dua atau tiga penyumbang terbesar bagi krisis lingkungan yang paling serius
dalam setiap skala, mulai dari lokal hingga global." Hampir 1/5 (20%) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini
melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia!
Industri ternak ternyata telah
menjadi penyebab utama dari pengrusakan lingkungan dan emisi gas rumah kaca.
Memelihara ternak untuk konsumsi telah menjadi salah satu penghasil gas karbon
dioksida terbesar serta menjadi satu-satunya sumber emisi gas metana dan nitro
oksida terbesar. Sektor peternakan telah
menyumbang 9% racun karbon dioksida, 65% nitro oksida, dan 37% gas metana yang
dihasilkan karena ulah manusia. Gas metana menghasilkan gas rumah kaca 20x
lebih besar dan nitro oksida 296x lebih banyak jauh di atas karbon dioksida. Peternakan
juga menimbulkan 64% amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia
sehingga mengakibatkan hujan asam.
Peternakan juga telah
menjadi penyebab utama dari kerusakan tanah dan polusi air. Saat ini peternakan menggunakan 30% dari
permukaan tanah di Bumi, dan bahkan lebih banyak lahan serta air yang digunakan
untuk menanam makanan ternak.
Menurut
laporan Bapak Steinfeld, pengarang senior dari Organisasi Pangan dan Pertanian,
Dampak Buruk yang Lama dari Peternakan - Isu dan Pilihan Lingkungan
(Livestock’s Long Shadow–Environmental Issues and Options), peternakan
adalah "penggerak utama dari penebangan hutan”. Kira-kira 70% dari bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi
ladang ternak. Selain itu, ladang pakan ternak telah menurunkan mutu tanah.
Kira-kira 20% dari padang rumput turun
mutunya karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan, dan erosi.
Peternakan
juga bertanggung jawab atas konsumsi dan polusi air yang sangat banyak. Di Amerika Serikat sendiri, trilyunan galon
air irigasi digunakan untuk menanam pakan ternak setiap tahunnya. Sekitar 85%
dari sumber air bersih di Amerika Serikat digunakan untuk itu. Ternak juga
menimbulkan limbah biologi berlebihan bagi ekosistem.
Konsumsi air untuk menghasilkan satu kilo makanan dalam pertanian
pakan ternak di Amerika Serikat
1 kg daging
|
Air
(liter)
|
Daging sapi
|
1.000.000
|
Ayam
|
3.500
|
Kedelai
|
2.000
|
Beras
|
1.912
|
Gandum
|
900
|
Kentang
|
500
|
Selain
kerusakan terhadap lingkungan dan ekosistem, tidak sulit untuk menghitung bahwa
industri ternak sama sekali tidak hemat energi. Industri ternak memerlukan
energi yang berlimpah untuk mengubah ternak menjadi daging di atas meja makan
orang. Untuk memproduksi 1kg daging,
telah menghasilkan emisi karbon dioksida sebanyak 36,4 kilo. Sedangkan untuk
memproduksi 1 kalori protein, kita hanya memerlukan 2 kalori bahan bakar fosil
untuk menghasilkan kacang kedelai, 3 kalori untuk jagung dan gandum; akan
tetapi memerlukan 54 KALORI ENERGI MINYAK TANAH UNTUK PROTEIN DAGING SAPI!
Itu
berarti kita telah memboroskan bahan bakar fosil 27x lebih banyak hanya untuk
membuat sebuah hamburger daripada konsumsi yang diperlukan untuk membuat
hamburger dari kacang kedelai!!
Dengan
menggabungkan biaya energi, konsumsi air, penggunaan lahan, polusi lingkungan,
kerusakan ekosistem, tidaklah mengherankan jika 1 ORANG BERDIET DAGING DAPAT
MEMBERI MAKAN 15 ORANG BERDIET TUMBUH – TUMBUHAN ATAU LEBIH.
Tahun lalu,
penyelidik dari Departemen Sains Geofisika (Department of Geophysical
Sciences) Universitas Chicago, Gidon Eshel dan Pamela Martin, juga
menyingkap hubungan antara produksi makanan dan masalah lingkungan. Mereka
mengukur jumlah gas rumah kaca yang disebabkan oleh daging merah, ikan, unggas,
susu, dan telur, serta membandingkan jumlah tersebut dengan seorang yang berdiet
vegan. Mereka menemukan bahwa jika diet standar Amerika beralih ke diet
tumbuh-tumbuhan, maka akan dapat mencegah 1 ½ ton emisi gas rumah kaca
ektra per orang per tahun. Kontrasnya, beralih dari sebuah sedan standar
seperti Toyota Camry ke sebuah Toyota Prius hibrida menghemat kurang lebih 1ton
emisi CO2.
|
|
Pilihannya ada
di dapur Anda: Sekalipun seseorang memilih untuk menutup matanya terhadap
kekejaman dalam pertanian pakan ternak, akan tetapi keadaan darurat untuk
menghentikan perubahan iklim dan bagaimana cara melakukannya sangatlah jelas.
Sekarang bukan hanya para vegetarian atau pencinta lingkungan yang
mengatakannya; tetapi ketua dari sebuah badan internasional, Dr. Pachauri,
telah mengumumkan kepada dunia bahwa pengaruh makan daging telah merusak planet
kita, dan bahwa kita harus menghentikan makan daging agar dapat membalikkan
keadaan. Namun itu semua tergantung pada pilihan orang. Kita semua bertanggung
jawab untuk membuat Bumi ini menjadi lebih sejuk, lebih bersih, dan lebih
sehat. Jadi mulailah dari dapur Anda: pilihlah diet vegetarian dan bantulah mengerem
perubahan iklim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang baik ya